Senin, 07 Juni 2021

Pantai Sigandu yang Keren ini Bisa Lenyap Sekejap, Jika..

menikmati pesona kawasan Sigandu pada sore hari
Menikmati pesona kawasan Sigandu pada sore hari

Ini cerita tentang pantai yang sejak awal 2020 terus berbenah, Pantai Sigandu di Kabupaten Batang. Semasa kecil, saya adalah anak pantai. Setiap libur sekolah pasti mengawali hari dengan berenang dan bermain beramai-ramai di pantai. Di dekat pantai terdapat hamparan kebun bunga melati, yang salah satunya adalah milik keluarga saya. Hasil kebun tersebut menjadi salah satu pendapatan keluarga untuk membesarkan serta menyekolahkan saya dan saudara-saudara.

kebunan melati di kawasan pantai sigandu
Hamparan kebun Melati yang sekarang sudah banyak berubah.. menyimpan banyak kenangan..

Setiap pagi bunga-bunga melati dipetik untuk disetorkan kepada pengepul, kemudian sore harinya mobil-mobil box mengambilnya utk dibawa ke pabrik-pabrik teh yang banyak terdapat di sepanjang Pekalongan sampai Tegal. Bunga melati ini untuk campuran teh agar lebih sedap dan beraroma wangi, yang kita kenal sebagai jasmine tea.

Namun wajah kebun melati yang berada di sepanjang garis pantai Sigandu hingga Ujungnegoro itu sebagian besar telah berubah. Deretan kafe-kafe dari yang sederhana hingga yang terlihat kekinian bermunculan hingga puluhan jumlahnya.

jalan sisir pantai sigandu penghubung PLTU ujungnegoro Batang
Dari kejauhan tampak cerobong asap PLTU Ujungnegoro yang menjadi awal mula dari ramainya Kawasan ini

Ini bermula dari dibangunnya jalan baru yang menghubungkan pantai Sigandu di ujung barat dengan PLTU Ujungnegoro di sisi timur. Keberadaan jalan yang mulus, dengan panorama pantai utara, memicu munculnya puluhan kafe yang masing-masing memiliki akses langsung ke pantai. Jajaran kafe-kafe ini terbentang sepanjang jalan lurus sejauh 4km.

Suasana Cafe Pantai Sigandu Batang
Kemunculan Cafe Modern di Sisir Pantai Sigandu Batang

Menurut saya fenomena ini bagus, karena merubah banyak hal yang sebelumnya tidak terpikirkan akan ada di Kabupaten Batang. Selain mempercantik, keberadaan kafe-kafe ini sekaligus meningkatkan taraf hidup warga sekitar. Sebagian pemilik usaha adalah saudara-saudara sekampung halaman kami, sebagian lainnya investor-investor dari luar kota yang melihat peluang bagus di depan mata.

Pertunjukan lumba-lumba di Dolphin Center Sigandu Batang
Pertunjukan lumba-lumba di Dolphin Center Sigandu Batang

Di kawasan wisata pantai ini juga terdapat Batang Dolphins Center (BDC) yang merupakan pusat penangkaran sekaligus pertunjukan ikan lumba-lumba. BDC sendiri merupakan unit dari Taman Safari Indonesia. Tak hanya lumba-lumba, tetapi dilengkapi pula dengan akuarium berisi berbagai jenis ikan, kolam penyu, serta kebun binatang mini dengan beragam koleksi satwa. Tentunya hal ini menambah kemeriahan kawasan wisata ini.

Saya pernah merasakan nikmatnya makan seafood malam hari di pantai Jimbaran, Bali. Pernah juga berkesempatan menikmati eksotisme kampung nelayan yang begitu indah di Volendam, Belanda.

cafe modern di pesisir pantai sigandu
Suasana Cafe di Pinggir Pantai Sigandu

Menurut saya, keduanya memiliki kesamaan yang jelas..
Yang pertama, mereka sama-sama kompak membangun sebuah kawasan dengan ciri yang khas. Jimbaran dengan resto seafood pinggir pantainya, sementara Volendam menjual romantisme kampung nelayan Belanda tempo doeloe, dimana para wisatawan yang berkunjung hampir pasti tak akan melewatkan sesi foto dengan baju tradisional khas Volendam.
Yang kedua dan utama, keduanya jelas menyumbang pemasukan bagi daerahnya, karena mampu mendatangkan wisatawan yang sebagian besar membelanjakan uangnya selama berada di sana.

cafe sisir pantai dipanjang sigandu Batang
Selangkah lagi menuju kawasan wisata yang berkelas..

Potensi Sigandu ini pun keren, dan masih sangat bisa dikembangkan, bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk menyamai dua contoh potensi di atas. Tentunya ini dapat terwujud jika semua unsur yang terkait kompak dan saling mendukung.
Justru,--menurut saya-- ada 2 hal yang jika tidak dilakukan bisa membuat potensi Sigandu ini bisa kembali mati..

Pertama, para pelaku UMKM yang sedang berjuang membangun kawasan ini perlu support penuh dari pemerintah daerah, terutama berupa jaminan keamanan dan kenyamanan dalam berusaha. Pendampingan usaha dan kolaborasi antar sesama pelaku usaha bisa dilakukan dengan difasilitasi oleh pihak yang berwenang. Segenap stakeholder semestinya bisa bersatu dan kompak membangun satu tema besar yang disepakati bersama untuk menjadikan pantai kita ini menjadi kawasan wisata yang berkelas.

Kedua, segenap pihak yang terlibat harus mau bersama-sama menjaga kawasan ini agar benar-benar steril dari segala bentuk kemaksiatan. Sigandu ini adalah nikmat tak terkira untuk warga Batang, jangan sampai ternodai oleh adanya perbuatan-perbuatan maksiat yang dibiarkan saja. Sebab mudah bagi Allah untuk mengambil alih kembali semuanya dalam sekejap.
Waspadalah saudaraku..

foto bersama owner cafe pantai ngopa ngopi
Bersama Mas Dion, pemilik NGOPA-NGOPI yang konon menjadi pioneer munculnya kafe-kafe “kekinian” disini

Untuk saudaraku yang di luar kota..
Ayo kami tunggu, untuk berwisata dan berinvestasi di Batang..

Previous Post
Next Post

0 komentar: